
infobadar.com – Indonesia telah berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 123,2 juta ton atau 34,4% dari target pengurangan emisi sebesar 32-43 persen yang ditetapkan untuk tahun 2030. Pencapaian ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, dalam konferensi Indonesia’s Climate Change Mitigation Efforts in the Energy Sector yang merupakan bagian dari Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) Summit 2024.
Eniya menyatakan bahwa Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengurangan emisi melalui berbagai langkah, termasuk efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, bahan bakar rendah karbon, teknologi energi bersih, dan program lainnya. Meski demikian, Eniya menekankan perlunya upaya yang lebih besar untuk mengurangi emisi lebih lanjut.
“Kita harus terus mengurangi emisi dengan mengembangkan energi terbarukan, efisiensi energi, serta mengoptimalkan penggunaan bahan bakar rendah karbon dan teknologi batubara bersih. Selain itu, reklamasi pertambangan juga perlu dilakukan,” ujar Eniya di Bali, Selasa (6/8) lalu.
Pencapaian ini diharapkan akan terus meningkat dengan diterapkannya Peraturan Pemerintah No.33/2023 tentang Konservasi Energi. Peraturan ini mewajibkan penyedia jasa energi, industri, transportasi, serta gedung dan bangunan untuk melakukan manajemen energi, terutama bagi pengguna energi yang melebihi ambang batas tertentu. Diperkirakan, kebijakan ini akan menghemat energi sebesar 9,4 triliun rupiah dan 3,56 juta TOE dari penyedia jasa energi, 20,8 triliun rupiah dan 5,28 juta TOE dari industri, 4,2 triliun rupiah dan 0,4 juta TOE dari sektor transportasi, serta 0,9 triliun rupiah dan 66 juta TOE dari gedung dan bangunan.
Salah satu capaian penting lainnya adalah penerapan Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan Label Tanda Hemat Energi (LTHE). Hingga kini, pemerintah telah mengeluarkan SKEM dan LTHE untuk tujuh jenis peralatan: AC, kulkas, penanak nasi, kipas angin, lampu LED, Refrigerated Display Case (Showcase), dan televisi.
“Untuk efisiensi energi, kami telah memperkenalkan tujuh SKEM dan pelabelan untuk peralatan sehari-hari seperti AC, kipas angin, penanak nasi, kulkas, lampu LED, showcase, dan TV. Kami mendorong masyarakat untuk membeli produk yang telah bersertifikat SKEM dan LTHE bintang lima,” tambah Eniya.
Menurut Eniya, SKEM pada peralatan rumah tangga ini diperkirakan dapat mengurangi beban listrik pada jam sibuk sebesar 599 MW dan menghemat energi sebesar 3,0 TWh pada tahun 2025. Pada tahun 2030, diharapkan pengurangan beban listrik mencapai 787 MW dan penghematan energi sebesar 3,8 TWh.
Eniya juga menekankan pentingnya kerja sama dan partisipasi semua pemangku kepentingan, terutama dalam pengembangan sumber daya manusia, untuk mencapai transisi energi yang adil dan tujuan mitigasi perubahan iklim. “Memperkuat dan memperluas teknologi inovasi, khususnya dalam efisiensi energi dan integrasi energi terbarukan, adalah prioritas utama kami untuk tahun mendatang. Dengan memanfaatkan kekuatan kita, kita dapat membuat langkah signifikan menuju masa depan energi yang berkelanjutan dan inklusif,” pungkas Eniya.